Badut Warna Pastel di Kinderfield
-Kemang Pratama, Kinderfield Primary School, 06 Mei 2010-
Setelah
menempuh perjalanan cukup panjang menuju Bekasi, sedikit didera macet,
dan diserang udara Jakarta yang pemberang, ruang Gymboree di Kinderfield
Primary School seperti memeluk tim World Book Day Goes to School. AC
yang berhembus sepoi membuat kami merasa disayang. Matras empuk
warna-warni menyegarkan mata kami yang telah lelah menantang debu.
Gambar badut ceria di dinding ruang seperti sengaja menyapa kami,
“Selamat datang, mari bermain …”
Hari
itu World Book Day Goes to School datang bersama teman-teman dari
Kecil-kecil Punya Karya, Lily dan Thia. Tak hanya untuk tim World Book
Day Goes to School, badut yang tidak bicara itu pun menginspirasi Thia,
“Aku bisa bikin cerita tentang badut yang tukang dongeng dari gambar
itu,” ujar Thia.
Nuansa
pastel yang teduh sekaligus ceria pun hadir pada murid-murid kelas 2
sampai 5 Kinderfield Primary School. Dengan antusias, mereka menyambut
kedatangan Lily dan Thia. Kadang mereka melontarkan pertanyaan jahil
penuh kejutan seperti, “Gimana, ya ? Kalau nulis di kertas kan
ngabis-ngabisin kertas. Kalau nulis di komputer ngabis-ngabisin
listrik.” Di lain waktu, ada pula pertanyaan serius seperti, “Apakah
bagi kalian menulis menjadi prioritas ?”
Thia
yang cenderung ceplas-ceplos dan Lily yang lebih pemalu pun tak kalah
penuh kejutannya. Ketika Ami dari kelas 4 bertanya apakah Thia dan Lily
pernah ingin betul-betul berhenti menulis, Thia menjawab, “Pernah, sih,
tapi satu jam doang, abis itu udah enggak lagi.” Dan
ketika ditanya apa yang membuat mereka senang menulis cerita pendek,
gantian Lily yang memberi kejutan, “Saya suka nulis cerita pendek karena… ceritanya pendek.” TAK JEDES !
Pertemuan hari itu ditutup dengan doa sederhana. “Thank
you, Lord, for this wonderful day. Let us arrive home safely and meet
our family and come back on Friday with Your blessings, Amen.” Suara anak-anak yang seperti warna pastel melayang ringan, terbang menembus langit-langit, sepoi berhembus ke arah Tuhan.
Siang
itu tim World Book Day Goes to School pulang dengan sedikit enggan.
Meninggalkan ruang Gymboree berarti kembali kepada berang Jakarta. Angin
sepoi berganti angin panas dan lalu lintas gersang. Warna-warni pastel
yang teduh berganti dengan warna- warna yang semu terliput debu.
Di dinding-dinding jalan tak ada badut berwarna yang membentang dan tersenyum memberi salam.
Di sana hanya ada selebaran badut sulap yang berjajar merongrong tembok. Mencari nafkah. Tanpa warna dan ilustrasi.
Sundea
Komentar
Posting Komentar