In{san}ner Child

 Insanner Child

Redmiller Experience: The Great Ocean Stories

 

Saat kita bertumbuh dewasa, tanpa disadari, kadang ada bagian dari emosi masa kecil kita yang tertinggal. Ia tetap menjadi bocah yang meringkuk di palung rahasia, hidup dalam zaman yang seolah membeku, dan kerap tinggal sebagai luka batin yang tak tuntas terselesaikan. Si bocah adalah sub kepribadian yang—meskipun semi mandiri—tetap terikat dengan kesadaran dewasa kita. Jika terpicu, si bocah berenang meninggalkan palung, muncul ke permukaan, dan melepaskan reaksi emosinya yang tak selalu masuk akal. Kita yang telah dewasa dan bocah dalam diri kita menanggung luka yang sama, tetapi teraduk-aduk dalam bias.

 

Di dalam palung The Great Ocean Stories, Redmiller bersusah payah menahan paus raksasa yang seakan menghantamnya kuat-kuat. Namun, kali ini Redmiller tidak dibiarkan berjuang sendirian. Gummy Art Studio mengirimkan 138 pasukan cilik untuk menemani Redmiller. Karya-karya mereka mengepung paus raksasa yang ditanggung Redmiller. Bukan untuk memusnahkannya, tetapi untuk mengenali dan mengajaknya bermain. Setiap karya membawa dunia anak-anak yang murni untuk dibagi kepada Redmiller. Ada imajinasi liar yang melahirkan hibrid duyung dengan kucing; duyung dengan kelinci; duyung dengan singa, ada gurita berkepala beruang, ada pula dinosaurus yang menyemburkan api biru di dasar laut. Kita juga berkenalan dengan kapal-kapal yang berani berlayar sendirian serta paus-paus dengan cerita yang berbeda dengan pengalaman Redmiller.

 

Gummy Art Studio percaya, menggambar adalah keterampilan dasar yang perlu ditanamkan sejak dini. Anak-anak yang terlatih menggambar tak harus menjadi seniman profesional di kemudian hari. Namun, Gummy Art Studio percaya, kesenian adalah saluran kreativitas yang membantu mereka mengungkapkan emosi-emosi yang luput mereka pahami.

 

Suasana berkesenian yang sehat tak akan menghakimi tetapi menemani anak-anak bertumbuh sewajarnya dan menuntun mereka meregulasi diri secara sehat. Percayalah, kesenian yang pengasih tak akan membiarkan seorang anak selamanya tertinggal sendirian di palung gelap menakutkan yang membekukan waktu.

 

Di episode kali ini, bocah dalam diri Redmiller pun tak dibiarkan sendirian. Pasukan Gummy Art Studio menyelam ke dasar samudra sebagai kunang-kunang laut. Mereka menerangi Redmiller Blood dan memeluknya dengan sebanyak-banyaknya cinta dan cahaya.  

 

Hei, lihat, ternyata setiap karya ini menyapa kita juga.

Kerlip mana yang membuat kita paling terpana?

 

Sundea

Bukan Kurator


"Gua kirimin gambarnya aja gimana?" tanya Peter
"Jangan, gua dateng aja," saut Dea.
 
Temen-temen cilik dari Gummy Art Studio adalah kolaborator Redmiller Blood di rangkaian "Redmiller The Great Ocean Stories Experience". Setelah lokakarya, karya-karya mereka di-display bareng balon raksasa Paus Moby Dick Redmiller. 

Ternyata, dateng dan ngeliat langsung memang ngasih efek berbeda. Ada sesuatu yang sentimentil pas ngeliat Moby Dick Redmiller dikelilingin karya temen-temen cilik. Seluruh paket dan suasananya kayak ngomong sesuatu ke Dea, nitip pesen, dan bikin Dea akhirnya nulis pengantar yang Dea unggah ini. 

Ini Dea unggah juga videonya, maaf agak goyang dan seadanya. Lagu latarnya adalah intro "Melepaskan Sauh" dari band Soulm. Video ini Dea ambil setelah semua nama dan judul karya udah dipasang (pas Dea dateng ke sana untuk nulis belum lengkap).






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kawan Perjalanan - lirik untuk Parahyangan Orchestra

Indahnya Pertumbuhan dan Humanitas Baru (Dies Natalis ke-69 Unpar)