The Redmiller Universe
Tolooong, tolong. Redmiller Blood tergulung di arena warna. Ia terhuyung mengejar
standar-standar semu. Kilau yang silau membutakan matanya. Kebisingan bunga-bunga
membuat ia tak dapat mendengar suara hatinya. Masih mungkinkah Redmiller Blood
diselamatkan? Adakah jalan agar ia tak kian jauh tersesat?
Redmiller Blood seperti anak kecil dalam diri kita, sisi yang kita simpan dalam-dalam demi terlihat kuat dan baik-baik saja. Rambut Redmiller Blood merah menyala mencitrakan keberanian. Padahal, diam-diam ia menyembunyikan ketakutan-ketakutan yang terselip pada lapis-lapis kepribadiannya. Redmiller berupaya keras lebur dalam pusparagam duniawi, memenuhi tuntutan sosial untuk dua alasan sederhana: diterima dan dicintai.
Tuntutan sosial yang berpendar agresif menyesatkan Redmiller. Percik warna dan gemerlap mendistraksi jalan yang seharusnya ia tempuh. Ia terus menerus mengejar kerlap-kerlip yang tak menuntunnya ke mana-mana. Semakin lama ia semakin lelah, tetapi lupa ke mana sesungguhnya tujuannya.
Hari ini, mari menelusuri jalan balik arah. Temukan kembali cinta yang mengantar Redmiller—dan kita—berkenalan dengan makna hidup. Panggil kembali rapalan doa orang-orang yang mencintai kita. Tangkap harapan-harapan baik yang dititipkan sejak kita masih di dalam kandungan, nasihat-nasihat yang tertanam untuk menumbuhkan kita, dan restu yang melapangkan jalan menuju mimpi-mimpi alih-alih menjebak kita dalam hiruk-pikuk kosong.
Seperti Redmiller, mungkin kita sudah menempuh jalan-jalan berliku. Namun, tak perlu khawatir. The Redmiller Universe adalah peta yang menuntun kita pulang kepada hal-hal terbaik dalam diri sendiri. Di sini kita akan mengeja kembali cinta dan penerimaan paling murni yang bermula di rumah, menanggalkan atribut sosial, melihat diri kita sebagai manusia seutuhnya saja, lantas memeriksa, masihkah kita berjalan berpayung doa-doa baik penjaga renjana?
Temukan ruang kontempelasi paling aman dan sunyi dalam diri kita sendiri. Izinkan perasaan apa pun singgah karena mereka hanya datang sementara. Saat merasa hilang arah, ingatlah kepada orang-orang tercinta yang selalu membuka tangannya untuk menerima kita tanpa syarat. Kenang hal-hal yang tak sempat kita doakan akibat sibuk mengejar tuntutan sosial yang tak pernah sudi memberikan jeda. Ungkapkan apa pun tanpa ragu, sebab di The Redmiller Universe, hanya ada kita dan sumber segala cinta. Ruang ini punya kapasitas lebih daripada cukup untuk menerima kita bulat-bulat tanpa ada bagian yang disisihkan.
Redmiller dan kita mungkin tak mampu melawan gelombang warna, tapi kita sanggup menemukan warna unik kita sendiri. Bawa doa orang-orang terkasih sebagai lentera dalam pencarian kita. Di pangkal penjelajahan The Redmiller Universe, berdirilah tegak sebagai kita yang paling otentik. Setelah mengenali warna sendiri dan paham apa yang sungguh penting, masihkah kita (dan Redmiller) rentan tersesat dibutakan gemerlap? Dengarkan baik-baik. Suara hati kita paling tahu jawabannya.
Sundea
Bukan Kurator
Teks-teks pendek yang Dea tulis untuk Redmiller Experience yang ini:
-
I am more than my mask, if you ask.
· I am a galaxy, I have stars inside of me.
· POtentially Will dEstroy youRself
· It’s peer pressure, not peer pleasure.
· Harus cakep terus? Kita orang, bukan pantun.
· POV: Si nggak sempurna, tapi dibangun dari banyak doa dan dinta.
· Remember the days when you ran not to win a race, but because your heart full of grace?
· It was a spark, before you wore your mask.
· Let your tears overcome the fears. Sometimes cry makes life worth living.
· Hidup nggak selalu mulus, tapi sirkel tulus bikin kita sanggup jalan terus.
Redmiller Experience yang ini diadain di Ganara Art Space, Fx Sudirman, Jakarta. Ruangnya luas banget, tapi waktu untuk nyiapinnya lumayan singkat. Berhubung ini kesempatan yang bagus, walau waktunya singkat, Peter tetep ngupayain. Apa lagi Mas Ranald dan Mbak Tita, pemilik Ganara, memang supportive sekali. Dea juga jadi semangat ngasih teks-teks terbaik untuk Redmiller edisi ini.
Judul untuk edisi ini “The Redmiller Universe”. Lewat experience yang kali ini, Redmiller ngajak temen-temen untuk kembali nginget keluarga yang selalu jadi tempat kembali, hal-hal yang pernah kita lakuin karena suka aja, bukan supaya diliat orang, sampai akhirnya berhadapan dengan sesuatu yang spiritual. Kali itu Dea dateng ke pembukaannya dan vibes-nya memang keluarga banget. Dibuka sama Mas Giring Nidji yang adalah kakaknya Mbak Tita, diisi dengan penampilan Song, anak Peter, didokumentasiin sama Jessy, istrinya Peter, dan dihadiri pula sama keluarga Peter. Dea sendiri dateng ke sana bareng Ikanpaus.
Video long shot ini dibuat sama Ikanpaus. Silakan ikut hadir di Jagat Redmiller yang imajinatif tapi reflektif.




Komentar
Posting Komentar