SMAXVille

Pada tahun 2012, keluarga snack Smax membuat situs "SMAXville". Beberapa penulis, termasuk Dea, diminta membuat serial untuk situs itu.

Menariknya, kami boleh berimajinasi sebebas-bebasnya. Persyaratannya cuma dua: mengambil latar tempat Smaxville dan menghadirkan tokoh-tokoh dari keluarga snack Smax. 

Berikut ini adalah dua episode terakhir dari lima serial yang Dea tulis.

 

I Remember

Pada bulan Desember,  hujan turun setiap hari. Warga SMAXVille lebih banyak berkegiatan di dalam rumah karena tak ingin kehujanan.  Dea juga. Pada suatu hari, Dea menginap di rumah Ring Rascal.

Sambil membantu Ring Rascal memotong-motong keju, Dea melihat keluar jendela. Setelah beberapa bulan tinggal di SMAXVille, baru kali itu Dea melihat SMAXVille begitu gelap.

“Tahun lalu juga cuacanya seperti ini, ya?” tanya Dea pada Ring Rascal.

“Iya. Setiap tahun, kan, pasti ada musim hujan. Tapi... tunggu dulu,” Ring Rascal tiba-tiba beranjak. Ia mengambil sebuah kotak dari laci mejanya.

“Ada satu hari ketika musim hujan tidak terlalu gelap,” kata Ring Rascal sambil membuka kotak itu. Ternyata isinya bintang warna-warni. Semuanya indah. Mata Dea membulat takjub.  

“Tahun lalu bintang-bintang ini berjatuhan bersama air hujan. Semua warga SMAXVille berhujan-hujanan sambil menangkapnya. Seru sekali, Dea, coba tahun lalu kamu sudah di sini. Kamu pasti suka.”

“Iya,” sahut Dea, berharap tahun itu peristiwa istimewa tersebut terjadi lagi. 

I remember when we caught a shooting star, yes I remember," Ring Rascal menyenandungkan lirik lagu Mocca.

Dea tersenyum.

Hujan masih turun tak henti-henti. Meski masih siang, hari itu gelap tak terkira.

“Mungkin langit kehabisan persediaan bintang musim hujan, ya, makanya tahun ini gelap sekali,” kata Dea sambil masih tak lepas menatap langit.

“Kalau begitu bintang-bintang ini kita kembalikan saja, yuk, daripada hanya kusimpan di laci.”

“Caranya?” tanya Dea

“Tidak tahu. Ayo kita naik ke atap. Di sana kita cari tahu caranya …”

Berpayung besar, Ring Rascal dan Dea naik ke atap rumah. Bersama-sama mereka membawa  bintang-bintang itu sambil memikirkan cara mengembalikan mereka ke langit.

Rupanya, dari rumahnya di atas bukit, Agent X meneropong apa yang dilakukan Ring Rascal dan Dea. Ia juga melihat sekotak bintang di dekapan Ring Rascal. Baginya bintang-bintang itu tidak asing. Ia juga punya satu kotak. Berhubung penasaran, ia membawa bintang-bintangnya ke rumah Ring Rascal.

“Hei! Kalian sedang apa?” tanya Agent X dari bawah atap.

“Kami sedang mencari cara mengembalikan bintang-bintang yang jatuh tahun lalu, supaya SMAXVille tidak terlalu gelap,” sahut Ring Rascal.

“Aku ikutan, deh,” Agent X lalu ikut-ikutan naik ke atap rumah Ring Rascal.

Sebentar saja Agent X, Ring Rascal, dan Dea menarik perhatian seluruh warga SMAXVille. Ketika tahu apa yang sedang dilakukan Agent X, Ring Rascal, dan Dea, semua warga SMAXVille jadi ikut-ikutan naik ke atapnya masing-masing. Tapi sampai sore, tak ada satupun yang tahu cara mengembalikan bintang-bintang ke langit.  

Karena kelelahan, Ring Rascal mulai mengantuk. Kesadaran yang memudar mengganggu keseimbangannya dan srrrt tiba-tiba ia tergelincir. Dengan tangan masih memegang payung, Dea berusaha menangkap Ring Rascal, tetapi... ajaib!

Ketika kotak yang didekap Ring Rascal terlepas dan bintangnya berhamburan, cahaya melingkar di pergelangan tangan Ring Rascal. Pelan-pelan mereka menurunkan Ring Rascal ke tanah sebelum akhirnya terbang ke angkasa.

Ring Rascal tersenyum gembira. Meski kuyub tersiram hujan, sekuat mungkin ia berteriak kepada warga SMAXVille, “lemparkan saja, bintang-bintang itu akan terbang sendiri!”

Seluruh warga SMAXVille pun melemparkan bintang-bintang mereka. Ternyata seperti lampion harapan, bintang-bintang itu melayang sendiri ke angkasa. Bola mata Dea berkilau. Meski tak menyaksikan peristiwa bintang jatuh di SMAXVille, Dea yakin apa yang dilihatnya tahun itu lebih tak terlupakan lagi.

I remember...

All the laughter we shared, all the wishes we made, upon the roof at dawn…

Meski air hujan tak menjadi hangat, ada kehangatan lain yang melingkupi SMAXVille. Dea takkan melupakan hari itu.

Yes I remember

When we were dancing in the rain in that December…

 *terinspirasi dari lagu Mocca  "I Remember"

 


 

Dongeng Tanpa Simpulan

 “3…2…1… Selamat tahun baruuuu …!!!”

JEJEGAR... JEJEGER … petasan kembang api warna-warni dilepaskan ke udara. Tengah malam yang gelap menjadi benderang. Langit yang tidak bertanah seperti ditumbuhi kembang-kembang.

Malam itu semua warga SMAXVille merayakan malam tahun baru di pinggir danau. Mereka membuat barbeque sambil minum yang segar-segar. Funkees yang dapat menyemburkan api membuat atraksi-atraksi. Di tengah kegelapan, aksinya terlihat semakin spektakuler.

Ketika mereka sedang seru-serunya berpesta, dari kejauhan, terlihat benda oranye terapung-apung. Meski perlahan, secara pasti benda itu bergerak mendekat. Funkees menjadikan apinya obor agar semua warga SMAXVille dapat melihat benda itu lebih jelas.

“Labu? Labu… Halloween…?” gumam Dea tidak yakin.

“Dia pasti lupa. Barusan 31 Desember, bukan 31 Oktober,” timpal Veetos.

“Kita tunggu saja sampai dia tiba di sini. Baru kita tanya-tanya,” tukas Mister Potato.

Akhirnya merapatlah labu raksasa itu di daratan SMAXVille. Jendela labu itu berbentuk mata. Seorang perempuan cantik berjelaga mengintip dari baliknya sambil melambaikan tangan kepada warga SMAXVille. Sebab pada dasarnya ramah-ramah, warga SMAXVille membalas lambaian tangan gadis itu meski sambil bertanya-tanya.

“Hai, aku Cinde-Tidak-Rella,” gadis itu memperkenalkan diri, bahkan sebelum turun dari labu raksasanya..

“Kwek! Maksudmu Cinderella, mungkin, ya?” Cippy mencoa mengoreksi.

“Bukan. Betul, kok, aku ini Cinde-Tidak-Rella,” kata gadis itu seraya keluar melalui pintu berbentuk mulut labu. “Kamu tahu, kan, Cinderella naik labu yang menjelma kereta kuda. Sementara aku, aku naik labu... Halloweeen… huahahaha,” lanjut gadis itu sambil tertawa seram.

Semua warga SMAXVille terdiam. Bingung harus ikut tertawa atau bagaimana.

“Ini bukan Halloween tapi tahun baru. Bukan 31 Oktober tapi 31 Desember,” ungkap Veetos akhirnya.

I know. Aku memang baru dari pesta tahun baru di istana, tapi kemudian aku kabur… wow… ada kripik kentang Mister Potato. Boleh minta tidak?” Cinde-Tidak-Rella yang tiba-tiba terdistraksi melirik kripik di tangan Dea dengan tatapan penuh selera.

Dea menyodorkannya, “ambil saja semuanya …”

Tanpa malu-malu Cinde-Tidak-Rella menyambut kemasan Mister Potato yang disodorkan Dea.

“Kenapa kamu kabur? Karena tengah malam kamu kembali ke wujud aslimu? Tapi ini sudah lewat tengah malam juga ya,” kata Agent X sambil menengok jam tangannya.

“Bukan (kriukriuk nyam) yang tengah malam kembali ke wujud asli, kan, Cinderalla (kreskress),” sahut Cinde-Tidak-Rella dengan mulut penuh. Kemudian ia menelan kripiknya. “Aku kabur dari pesta karena ingin mengalami pergantian tahun sendirian. Siapa sangka aku malah terdampar di sini?"

“Kenapa harus sendiri?” tanya semua warga SmaxVille hampir bersamaan.

“Semua yang datang sepanjang tahun ini melekat terlalu kuat padaku. Namaku Cinde-Tidak-Rella. Melepaskan yang sudah melekat kepada tahun baru sama sekali tidak mudah untukku,” kali itu Cinde-Tidak-Rella menatap lurus ke perairan yang berujung di keentahan. Sinar matanya menjadi keruh.  Ia pun tampak lupa pada kemasan Mister Potato di tangannya."Itu sebabnya aku ingin sendiri."

“Apakah kamu masih bersaudara dengan Cinderella?” tanya Dea.

Cinde-Tidak-Rella hanya mengangkat bahu. Bibirnya tersenyum, tetapi matanya tidak. Kapal labunya terapung-apung seperti mengangguk dan menggeleng sekaligus.

Gerak kala tak dapat diingkari, namun dongeng selalu punya konvensi ujung waktunya sendiri: Happily ever after

Mungkinkah Cinde-Tidak-Rella dan Cinderella sebetulnya gadis yang sama? Tetapi Cinde-Tidak-Rella terjebak di tengah waktu yang tak mungkin dibekukan.

Pada malam tahun baru penduduk SMAXVille mempertanyakan makna waktu dan segala yang dimuatnya.

Dongeng Cinde-Tidak-Rella tidak ditutup dengan simpulan apa-apa, semoga yang menganga tak membuat kisah ini kemudian masuk angin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Behind Those Eyes

Zoomsical Bianglala

Desa Timun Musim Pertama