Once We Were Dreamers
Semua berawal dari liat gambar-gambarnya Hilman Hendarsyah di Semata Gallery. Karena suka banget gambarnya, mainlah Dea ke sana bareng Mbak Danti untuk nonton pamerannya.
Di sela ngobrol-ngobrol lucu, Omen dari Semata cerita kalau karya ini mau dijadiin buku. Omen nanya, mau nggak Dea bikin teksnya. Tanpa mikir-mikir Dea langsung mau.
Di luar dugaan, gambar yang tadinya cuma 22 biji berkembang jadi 100 😱. Kutaksanggup nulis untuk 100 gambar dan bikin kategori.
Akhirnya temen-temen dari Semata Gallery ngebagi 100 gambar ini jadi 10 seri. Terkumpullah sepuluh penulis yang
nggak tau gimana perempuan semua untuk ngerespon karya ini. Salah satu
penulisnya, Audya Amalia, mengoordinasi kami semua supaya penulisannya jadi sistematis. Makasih ya, Neng 😙
Hasilnya
seru sekali. Meskipun gambarnya kayak ilustrasi anak-anak, nggak
semuanya cerita anak-anak. Beberapa di antaranya bahkan serius banget
bicara tentang kehidupan. Tapi justru di situ serunya. Karya ini jadi
kolaborasi yang unik antara Hilman, Semata, dan penulis-penulis yang
bagai girlband Korea ini.
Oh iya. Lucunya lagi, bentuk bukunya
macem-macem. Ada yang kayak kartu pos, ada yang dilipet-lipet kayak
akordeon, ada yang bunder, dan lain sebagainya.
Tulisan Dea yang judulnya "Hide and Seek with Art".
Komentar
Posting Komentar