Elegi Padang Gurun

Pada suatu hari di taun 2015, Ikanpaus dan Laurentius Symphony Orchestra diajak bikin konser Paskah. Tapi pihak gereja nggak mau ngangkat kisah mati dan bangkitnya Yesus karena dianggep udah terlalu sering dibahas. Setelah digodok-godok bersama, akhirnya kami sepakat bikin konser dengan tema perjalanan Musa menuju tanah perjanjian yang dianggep pararel sama perjalanan Kristus menuju janji kemengangan dan keselamatan Allah.

Menuju konser ini, Ikanpaus dan Dea jadi baca lagi perjanjian lama. Hampir setiap malem kami diskusi. Ada banyak pandangan, bahkan komentar kritis, yang muncul di kepala kami. Namun, kami justru jadi punya cara baru untuk mengenali iman kami masing-masing.

Di konser Paskah ini, Dea nulis narasi di antara setiap lagu. Lagu yang dibawain di konser sebagian lagu lama yang udah ada, sebagian ditulis beberapa komponis antara lain Ikanpaus. Untuk komposisi yang ini Dea bikin lirik untuk komposisi Ikanpaus. Lagunya bisa didengar di sini





Elegi Padang Gurun

Sungguh kini kami sudah lelah
Mengembara ke manakah entah
Sadari usia terus bertambah
Tubuh belia merenta lemah

Pasir menusuk mata memerah
Angin kering buat langkah payah
Lapar dahaga liarkan resah
Betapa ingin kami menyerah

Reff
Laksana di dalam pusaran
Di padang gurun kita tertelan
Berputar-putar tanpa tujuan
Kehilangan arah pengharapan

Ketika kami berat berbeban
Sungguhkah Tuhan kau meninggalkan
Berikan kami secercah iman
Agar kami sanggup trus berjalan

Back to reff

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Behind Those Eyes

Zoomsical Bianglala

Desa Timun Musim Pertama