Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

Mesin Pembuat Mimpi

Gambar
  Dimuat di Suave Magazine vol07.76th Edition. December 2010 =============================================     

Badut Warna Pastel di Kinderfield

-Kemang Pratama,  Kinderfield Primary School, 06 Mei 2010- Setelah menempuh perjalanan cukup panjang menuju Bekasi, sedikit didera macet, dan diserang udara Jakarta yang pemberang, ruang Gymboree di Kinderfield Primary School seperti memeluk tim World Book Day Goes to School. AC yang berhembus sepoi membuat kami merasa disayang. Matras empuk warna-warni menyegarkan mata kami yang telah lelah menantang debu. Gambar badut ceria di dinding ruang seperti sengaja menyapa kami, “Selamat datang, mari bermain …” Hari itu World Book Day Goes to School datang bersama teman-teman dari Kecil-kecil Punya Karya, Lily dan Thia. Tak hanya untuk tim World Book Day Goes to School, badut yang tidak bicara itu pun menginspirasi Thia, “Aku bisa bikin cerita tentang badut yang tukang dongeng dari gambar itu,” ujar Thia. Nuansa pastel yang teduh sekaligus ceria pun hadir pada murid-murid kelas 2 sampai 5 Kinderfield Primary School. Dengan antusias, mereka menyambut

Biarpun Saya Pergi Jauh

-Bogor, SMA Smart Ekselensia, 5 Mei 2010- “ Walaupun banyak negri kujalani Yang masyhur permai dikata orang …” -Tanah Airku, Ibu Sud - Berangkat dari keinginan untuk berbagi pengalaman dengan teman-teman setanah air yang ingin bersekolah ke luar negeri, Wahyudiningrat, Adept Widiarsa, Rizki Pandu Permana, dan Nisa Riyadi menulis  Negeri van Oranje . “Kepikir aja formatnya novel,” kata Wahyudiningrat yang sepakat dengan rekannya Adept Widiarsa ; bosan dengan format buku teks. “Di novel ini tips dan trik ada, yang realistis ada, yang kocak-kocak juga ada,” sambung Wahyudiningrat. Hari itu, dua dari antara penulis novel best seller ini bertandang ke Sekolah Menengah Akselerasi Smart Ekselensia. Dimoderatori Lisa Boy dari World Book Day Goes to School, Adept Widiarsa dan Wahyudiningrat yang pernah berkuliah di negeri Belanda bersanding dengan Ustadz Yasyfi yang menyelesaikan S1-nya di Kairo.  Kontrasnya budaya barat dan timur membuat diskusi